PATI, Infomuria.com, Menjadi kepala madrasah tidak semudah yang dilihat. Apalagi menjadi kepala madrasah yang melayani sepenuh hati dengan ikhlas. Keikhlasan tersebut tidak hanya sebatas kata tapi harus dibuktikan secara nyata. Ikhlas melayani karena mengharap Ridho Sang Pencipta bukan hanya jabatan belaka, maka sesuai janji Allah di kitab suci-Nya yang mulia
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (Qs. An-Nur : 55).
Saya pikir, banyak kepala madrasah sebagai pejabat tertingginya di sebuah madrasah, mau mengabdikan dirinya sepenuh jiwa dan raga. Di samping sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau abdi negara, mereka menerapkan konsep kepemimpin Rasulullah, dengan model bilhikmah (bijaksana) wal mauidhotul hasanah (berkata-kata yang baik) bahkan mau menjadi role model uswatun hasanah (menjadi suri tauladan) dan melayani sepenuh hati. Salah satu dari mereka adalah Bapak Ali Musyafak, Kepala MTsN 1 Pati, madrasah tempat saya berguru dan menimba ilmu.
Hal itu sudah saya lihat dan saksikan sendiri pada diri Pak Syafak (panggilan akrabnya) sejak pertama kali saya bertemu beliau.
Beliau adalah seorang yang sangat pantas dijadikan sebagai suri tauladan. Beliau senantiasa memberikan pesan-pesan cinta yang mendidik moral kita dalam beragama. Sungguh satu-satunya kepala madrasah yang luar biasa yang pernah saya temui, sosok yang sangat membawa manfaat bagi banyak orang baik di luaran sana, apalagi di madrasah.
Dari semua itu ada yang lebih membuat saya terpukau melihat beliau. Bagi saya, beliau adalah guru kedua setelah Ibu Ulfatunni’mah (biasa di panggil Bu Nik) wali kelas saya saat kelas 7 sampai kelas 8. Sama halnya dengan Bu Nik, beliau memberikan tempat dan dukungan kepada saya untuk mengembangkan bakat dan potensi saya di madrasah. Bahkan saya masih ingat dengan perkataan Bu Nik saat di bumi perkemahan Colo, “Pak Syafak itu orang yang benar-benar baik, tidak memandang siapa guru itu. Pak Syafak tetap berusaha adil dan sepenuh hati dalam melayani dan membantu sepenuh hati bila dimintai bantuan atau melihat kesulitan,” perkataan itu sangat membekas di hati saya dan menambah kecintaan saya kepada beliau.
Terkadang saya heran melihat Pak Syafak, beliau biasa mengelap jendela semua kelas di sela-sela waktu kerjanya, bahkan saya pernah heran melihat Pak Syafak menyapu di halaman madrasah. Tidak hanya itu, beliau selalu menata sepatu atau sandal siswa terutama saat di masjid, padahal seharusnya kami sebagai siswa yang melakukan hal itu tetapi tidak dengan beliau. Tanpa sungkan, beliau merapikannya. Sungguh kepala madrasah yang sangat bisa dijadikan uswatun hasanah bagi guru dan semua siswa bahkan kepala madrasah lain.
Bapak Ali Musyafak adalah kepala madrasah yang bisa membuat madrasah saya, MTsN 1 Pati mencapai masa keemasan. Sungguh prestasi yang luar biasa, dalam satu tahun madrasah saya bisa memiliki 15.000 medali. Sungguh karunia Allah yang sangat luar biasa yang sangat patut dan harus kita banggakan sekaligus kita syukuri. Bahkan di puncak nya, MTsN1 Pati mendapat rekor MURI sebagai madrasah peraih medali terbanyak se-Indonesia dalam satu tahun. Semua itu bukti bahwa rahmat Allah telah diturunkan kepada madrasah yang beliau pimpin sekaligus bukti bahwa Pak Syafak telah mendapat karunia sesuai yang disampaikan Allah di Qs. An-Nur : 55.
Nikmat yang berlimpah ini harus senantiasa kita syukuri, sesuai dengan perkataan Ibnu Atha’illah as-Sakandari dalam karyanya yang sangat saya sukai dan saya jadikan pedoman hidup. Kitab yang dijuluki induk kitab tassawuf yaitu Kitab Al-Hikam.
“Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat maka ia telah menyerahkan diri untuk kehilangan nikmat itu. Barang siapa yang mensyukurinya maka ia telah mengikat nikmat itu dengan erat”.
Maka dari itu mari kita selalu mensyukuri segala nikmat Tuhan yang sudah kita terima setiap saat.
Sebuah pesan cinta untuk beliau, Bapak Ali Musyafak
Pesan cinta ini saya tulis dengan tulus sepenuh hati sebagai bentuk UNGKAPAN TERIMA KASIH kepada Pak Syafak, karena telah membuat saya merasakan pengalaman yang luar biasa selama saya menempuh pendidikan di MTsN 1 Pati. Saya rasa, bukan hanya saya saja yang merasakan hal yang sama. Tetapi selama saya melihat bapak ketika bersama dengan siswa lainnya, mereka juga terlihat sangat senang dan menunjukkan senyum bahagianya. Sungguh, tidak ada kata-kata yang cukup untuk membalas apa yang bapak berikan kepada kami dan membalas jasa bapak kepada madrasah tercinta ini. Doa saya, doa kami, doa anak-anak bapak, semoga Bapak dan keluarga selalu diberikan kesehatan, selalu diberi taufiq, hidayah, dan Rahmat-Nya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aamiin, aamiin, Yaa Rabbal ‘Alamin..
Saya sungguh merasa bahwa semua potensi siswa MTsN 1 Pati terlayani dengan indah dan baik. Warga MTsN 1 Pati merasa nyaman, aman, dan damai berada di bawah bimbingan pak syafak, buktinya, ada beberapa guru saya yang pindah tugas karena diangkat PPPK, beliau pada sedih, menangis, minta tolong untuk bisa tetap mengajar di lingkungan MTsN 1 Pati. Ini membuktikan kalau MTsN 1 Pati adalah Madrasah Ramah Anak, Ramah Lingkungan, dan tempat yang tepat untuk mengembangkan keimanan dan keislaman seluruh warganya bersama kepala madrasah Bapak Ali Musyafak. (Faizza Hilman Octavian – Kelas IX K MTsN 1 Pati)