Mengenalkan Belimbing Jingga, Potensi Komoditas Khas Jepara

Jepara-Infomura.com-Belimbing ternyata adalah salah satu buah asli Jepara. Buah ini menjadi inspirasi Sunan Kalijaga ketika berdakwah yang akhirnya menghasilkan lagu Lir-Ilir. Cerita tersebut dibuktikan dengan adanya Petilasan Silomenur. Menur adalah cahaya dan Silo adalah menyilaukan. Disana konon ada jejak-jejak Sunan Kalijaga dan muridnya.

Belimbing mulai dikenalkan pada masyarakat di tahun 1960-an. Tahun 1980-an, pedagang dari Jepara menjual belimbing ke daerah Demak hingga akhirnya masyarakat cenderung mengenal belimbing kunir dari Demak.

Hal ini menjadi sebuah keprihatinan tersendiri bagi Pengurus Perpustakaan R.A. Kartini Desa Ketilengsingolelo, Kecamatan Welahan, Jepara. Salah satu perpustakan desa yang masih aktif di Kecamatan Welahan itu turut berkontribusi memberikan ruang dan kesempatan bagi anak-anak di desa untuk membaca, menulis, dan menari. Tapi, menurut mereka perpustakaan pun harus harus berkontribusi pd masyarakat. Caranya dengan mendampingi Gapoktan Belimbing Jingga Jepara. ini menjadi salah satu dedikasi mereka untuk menghidupkan kembali Gapoktan Belimbing Jingga yang telah lima tahun vakum.

Atas dasar itulah, Pengurus Perpustakaan R.A. Kartini Desa Ketilengsingolelo beraudiensi dengan
Pemerintah Kabupaten Jepara. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Diyar Susanto bersama Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umar Chotob didampingi Plt. Kepala Bagian Perekonomian Setda Jepara Yeni Yahya menerima rombongan tersebut di Ruang Command Center, Setda Jepara pada Jumat, (6/10/2023).

Kepala DKPP Diyar Susanto mengatakan bahwa di DKPP terdapat unit yang khusus mengelola bibit-bibit tanaman, khususnya belimbing.

“Bahwa DKPP itu punya kebun bibit di UPT Tengguli. Setiap tahunnya pasti kita support. Siapapun kita support,” jelas Diyar.

Pengurus Perpustakaan R.A. Kartini Desa Ketilengsingolelo, Kecamatan Welahan Edi Mustofa mengatakan bahwa dalam pendampingannya pada Gapoktan Belimbing Jingga, ada beberapa usulan drari anggota Gapoktan dan mereka menyepakati 5 hal.

“Pertama untuk branding belimbing jingga Jepara. Sebenarnya belimbing itu belimbing kunir karena sudah dipatenkan Demak akhirnya jadi Belimbing Jingga. Kami mohon dibuatkan tugu identitas belimbing di Kecamatan Welahan. Kedua, dibuatkan Festival Belimbing Jingga Jepara, Ketiga dibuatkan Pasar Buah Belimbing, karena selama ini ketika panen raya harga jatuh per kilo hanya 5 ribu padahal online bisa 20 ribu per kilo, keempat dijadikannya pusat wisata terintegrasi beberapa desa yaitu Desa Ketilengsingolelo, Welahan, Gedangan dan lainnya, dan kelima pendampingan secara rutin dr DKPP,” terang Mustofa.

Selama ini, potensi komoditas belimbing ini cukup besar. Satu pohon rata-rata menghasilkan 50 kilogram dengan harga satu juta. Dalam satu tahun, pohon belimbing dapat berbuah sebanyak empat kali karena belimbing buah yang tak kenal musim.

Dalam upaya mengembalikan kembali belimbing jingga sebagai buah khas Jepara, rencananya akan digelar Festival Belimbing Jingga yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 – 16 Oktober 2023 mendatang. 

Sumber : Humas Pemkab