Jateng-Infomuria.com-Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi akan meningkatkan kerja sama dengan Tanoto Foundation, untuk mengakselerasi beberapa program kerja terkait bidang pendidikan dan kesehatan.
Luthfi menjelaskan, Tanoto Foundation sudah lama bekerja sama dengan Pemprov Jateng dan instansi terkait lainnya. Sejak 2018, Tanoto Foundation telah membantu mengintervensi peningkatan kompetensi pendidikan. Tahun ini akan kembali meningkatkan intervensi dalam penurunan stunting.
“Tanoto Foundation ini sudah lama bekerja sama. Sejak saya menjadi Kapolda, mereka sudah membangun beberapa fasilitas kesehatan. Beliau akan menegaskan kembali kerja sama mulai kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan,” kata Luthfi, seusai bertemu dengan perwakilan Tanoto Foundation, di kantor gubernur, Senin (14/4/2025).
Penegasan kerja sama tersebut, lanjutnya, akan memudahkan dalam mengekplorasi program pendidikan dan kesehatan secara bersama-sama. Apalagi, kemiskinan di Jawa Tengah saat ini masih 9,58 persen, sehingga butuh kebersamaan untuk menuntaskannya.
Dalam bidang pendidikan, Luthfi ingin menciptakan pendidikan yang berorientasi pada kesiapan kerja. Karenanya, pendidikan vokasi dan peningkatan program Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi fokus utama. Harapannya, mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja, sesuai dengan kebutuhan investasi.
Senior Advisor Tanoto Foundation, Ari Gudadi mengatakan, sudah mengerjakan program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (Pintar) di lima kabupaten/ kota di Jateng selama 2018-2022. Meliputi Kota Semarang, Kabupaten Tegal, Kendal, Banyumas, dan Cilacap.
Cakupan intervensinya meliputi 174 sekolah mitra, 209 fasilitator daerah, 1.778 kepala sekolah dan guru penerima manfaat, 57.149 siswa terdampak, dan 27.059 kepala sekolah dan guru terdampak.
“Kegiatannya tentang pengembangan kompetensi usia dini. Juga bagaimana peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah, untuk peningkatan kompetensi anak didik kita,” terangnya.
Sementara itu, sejak 2022 Tanoto Foundation juga ikut mengintervensi percepatan pencegahan dan penurunan stunting. Berdasarkan data Tanoto Foundation, prevalensi stunting di Jawa Tengah masih cukup tinggi yaitu sekitar 20,7 persen. Bahkan masih ada sekitar 14 daerah yang prevalensinya di atas rata-rata provinsi.
Selama 2022-2025, intervensi terkait pencegahan dan penurunan stunting dilakukan di empat kabupaten/ kota, yaitu Brebes, Kabupaten Tegal, Banyumas, dan Kota Semarang. Terdiri atas 8 kecamatan dan 16 desa/kelurahan.
“Mudah-mudahan praktik baik yang kita lakukan, dapat didiseminasi oleh pemerintah daerah setempat,” bebernya.
Ari menjelaskan, penurunan stunting di Jawa Tengah secara umum sudah bagus, tetapi daerah-daerah tertentu masih perlu percepatan dan pengembangan, agar penurunan stunting bisa signifikan. Maka dari itu, dibutuhkan regulasi dan kolaborasi dengan Pemprov Jateng dan pemerintah kabupaten/ kota.
Sumber : Humas Pemprov