Blora-Infomuria.com-Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo,S.Pd.,M.Si menekankan berbagai perubahan yang terjadi di dunia pendidikan, termasuk transformasi kurikulum dan pengelolaan anggaran.
Salah satu poin penting adalah literasi dalam berbagai aspek, baik literasi digital, literasi numerasi, maupun literasi karakter.
“Segala aspek kehidupan kini bergantung pada kecakapan literasi kita. Bahkan ibadah sekalipun memerlukan literasi untuk memastikan pelaksanaan yang khusyuk dan benar,” kata Sunaryo saat membuka pelaksanaan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Semester Genap Tahun Pelajaran 2024/2025 di Aula B Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Selasa (21/1/2025).
Meski demikian, Sunaryo juga mengingatkan dampak negatif dari teknologi, seperti judi online dan penggunaan gawai yang tidak terkontrol pada anak-anak. Hal ini menjadi tantangan besar bagi guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa.
Ketua MGMP Bahasa Inggris, Prasetyo,S.Pd menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang berkontribusi terhadap terselenggaranya kegiatan ini.
“Terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo,S.Pd.,M.Si yang telah meluangkan waktu untuk hadir, serta kepada seluruh guru yang bersemangat mengikuti kegiatan ini. MGMP ini direncanakan berlangsung dalam empat pertemuan dengan berbagai materi yang relevan, inovatif, dan memotivasi guru untuk terus mengembangkan kompetensinya,” ungkapnya.
Prasetyo, S.Pd berharap agar kegiatan ini menjadi pemacu semangat guru untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi serta mendukung transformasi pendidikan di Kabupaten Blora.
“Melalui MGMP ini, guru-guru tidak hanya dibekali dengan wawasan baru, tetapi juga didorong untuk menjadi agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman,” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Pengawas Suhartutik, S.Pd.,M.Pd mengupas tuntas cara memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam perencanaan pembelajaran.
Suhartutik menyampaikan bahwa Teknologi AI seperti ChatGPT dapat digunakan untuk mempermudah guru dalam menyusun modul ajar, membuat soal, hingga menghasilkan media pembelajaran yang menarik.
“Dengan bantuan AI, guru tidak perlu sekedar Amati, Tiru, Modifikasi, tetapi dapat menciptakan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan sekolah masing-masing,” ujarnya.
Sebagai contoh, AI dapat digunakan untuk membuat teks deskriptif tentang objek wisata lokal, seperti Goa Terawang lengkap dengan soal pilihan ganda, daftar kosakata, dan ilustrasi gambar. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga mempromosikan potensi lokal kepada siswa.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen para guru untuk menyelesaikan modul ajar berbasis teknologi dan kebutuhan lokal pada Februari 2025.
Sumber: Humas Pemkab