Rembang-Infomuria.com-Tim Reaksi Cepat berhasil menyelamatkan sejumlah korban yang tenggelam di perairan pantai Karangjahe Beach (KJB), Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang pada Rabu (31/7). Para korban dievakuasi menggunakan perahu karet dan segera mendapatkan pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans untuk perawatan lebih lanjut.
Simulasi penyelamatan ini merupakan bagian dari program peningkatan kapasitas Tim Reaksi Cepat yang berlangsung selama dua hari, mulai dari 30 hingga 31 Juli. Acara ini diadakan dalam bentuk latihan gabungan water rescue yang melibatkan TNI AL, BASARNAS, Polairud, Kodim Rembang, serta relawan dari BPBD Muria Raya, Tuban, dan Bojonegoro.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas C Penanggungan, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah upaya untuk mengurangi jumlah korban jiwa saat terjadi kecelakaan laut, terutama di wilayah pantura bagian timur.
“Di daerah Rembang atau pantura bagian timur sering terjadi kecelakaan kapal dan perahu nelayan. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kapasitas tim dalam menghadapi situasi darurat,” ujarnya.
Dalam latihan ini, disimulasikan insiden kapal tenggelam sejauh satu kilometer dari pantai. Tim Reaksi Cepat, yang dibagi menjadi empat kelompok, melakukan pencarian dan penyelamatan penumpang kapal ke titik yang telah ditentukan oleh BASARNAS.
“Tim sedang melakukan pencarian, harapannya nanti korban ditemukan dan disiapkan oleh teman-teman BASARNAS. Dari BPBD Pati, kami berperan sebagai korban,” terang Bergas.
Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, menambahkan bahwa dalam simulasi ini, korban pertama kali meminta pertolongan melalui ponsel kepada BPBD Rembang. BPBD Rembang kemudian meminta bantuan tambahan dari BPBD kabupaten tetangga dan instansi terkait untuk proses pencarian dan evakuasi korban.
“Kami berkolaborasi untuk melakukan penyelamatan tersebut,” ucapnya.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Rembang, Agus Salim, saat membacakan sambutan Bupati Rembang, berharap pelatihan semacam ini dapat terus diselenggarakan. Menurutnya, kemampuan melakukan tindakan penyelamatan yang efektif dan efisien sangatlah penting.
“Kepemilikan pengetahuan terkait teknik penyelamatan di air tidak hanya berguna saat melakukan pertolongan, tetapi juga dapat menjamin keselamatan bagi penolong itu sendiri. Banyak kasus di mana keselamatan penolong terancam karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, tak jarang penolong harus kehilangan nyawa karena nekat melakukan tindakan penyelamatan hanya dengan modal kemampuan renang,” tandasnya.
Sumber : Humas Pemkab