Rembang-Infomuria.com-Bupati Rembang, Harno, menegaskan bahwa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) harus hadir di tengah masyarakat sebagai mitra solusi, bukan sekadar pengamat. Mahasiswa diminta menggali potensi lokal dan memberikan kontribusi nyata melalui pendekatan partisipatif dan berbasis data.
Hal tersebut disampaikan Bupati Harno saat menyambut mahasiswa KKN dari Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban dan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara di Aula Lantai 4 Gedung Setda Rembang, Selasa (22/7).
“Jadikan masa KKN ini sebagai momen belajar langsung dari kehidupan masyarakat, menjadi bagian dari solusi, dan memberikan dampak nyata,” terang Harno.
Ia menyebut, KKN merupakan salah satu bentuk nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Program ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Masyarakat”, sementara UNISNU Jepara mengusung “Peran Kader Aswaja sebagai Penggerak Inovasi Sosial, Ekonomi, dan Teknologi untuk Kemaslahatan Bangsa”.
“Kedua tema tersebut mencerminkan semangat membangun masyarakat berbasis potensi dan nilai-nilai lokal,” imbuhnya.
Bupati Harno juga mendorong mahasiswa untuk membangun komunikasi yang baik dengan warga dan aparat desa, serta aktif beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
“Hadir dan beradaptasilah dengan kearifan lokal. Jadilah mitra masyarakat, bukan hanya pengamat,” pesannya.
Ia juga mengajak seluruh perangkat daerah dan pemerintahan desa untuk memberikan dukungan penuh agar pelaksanaan KKN berjalan lancar dan mencapai hasil yang diharapkan. Harno turut menyampaikan apresiasi kepada UNIROW dan UNISNU atas kepercayaan menjadikan Rembang sebagai lokasi pengabdian.
“Semoga sinergi ini membawa keberkahan dan manfaat besar bagi kita semua,” pungkas Harno.
Adapun 51 mahasiswa UNISNU Jepara akan melaksanakan KKN di Kecamatan Sulang, tersebar di tiga desa, yakni Desa Sulang, Kemadu, dan Tanjung, masing-masing sebanyak 17 orang. Sementara itu, 150 mahasiswa UNIROW Tuban dari 16 program studi diterjunkan ke sejumlah desa di lima kecamatan, yaitu Desa Mrayun dan Tahunan (Kecamatan Sale), Desa Karas (Sedan), Desa Woro, Terjan, dan Sendangwaru (Kragan), Lodan Wetan dan Bonjor (Sarang), serta Desa Trahan dan Labuhan Kidul (Sluke).
Sumber : Humas Pemkab