PKK Kudus Dilibatkan dalam Program Pemilahan Sampah Organik Rumah Tangga

Kudus, (INFOMURIA) – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, secara aktif dilibatkan dalam program sosialisasi pemilahan sampah organik rumah tangga. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.

Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Endhah Endhayani Sam’ani Intakoris, menekankan peran strategis perempuan dalam pengelolaan lingkungan rumah tangga. “Dengan jumlah anggota PKK Kudus yang cukup banyak dan menaungi puluhan ribu kader yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan, tentunya potensi besar untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat. Perempuan, khususnya para ibu, memiliki peran sentral dalam mengatur pola konsumsi sekaligus mengelola limbah rumah tangga,” ujarnya dalam kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga di Pendopo Kabupaten Kudus.

Endhah menambahkan bahwa partisipasi aktif para ibu dan ribuan keluarga yang didampingi kader PKK dalam memilah dan mengolah sampah organik dari dapur akan memberikan dampak signifikan dalam menekan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo Kudus.

Mutiara Diah Asmara, Director Communication Djarum Foundation, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya masalah teknis, melainkan juga terkait erat dengan perubahan perilaku. Oleh karena itu, rumah tangga menjadi kunci utama. Sosialisasi yang bertepatan dengan Hari Ibu ini bertujuan memperkuat kapasitas ibu dan keluarga dalam mengelola sampah secara terencana dan berkelanjutan.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus, Sulistiyowati, menegaskan bahwa permasalahan sampah adalah isu lintas sektor. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan masyarakat untuk mencapai solusi efektif dan berkelanjutan. Pemilahan sampah di tingkat rumah tangga adalah langkah fundamental.

Program Kudus Asik (Apik dan Resik) yang dipaparkan oleh Deputy Program Manager BLDF, Redi Joko Prasetyo, dirancang untuk mendorong masyarakat memilah sampah dari rumah dan menyediakan konsep penjemputan sampah organik secara berkala. Program ini bertujuan menciptakan rantai pengelolaan sampah organik yang optimal dari hulu ke hilir.

Isman Ridhwansah, pemengaruh Kudus Asik dan peserta MasterChef Indonesia musim ketujuh, menyoroti pentingnya media sosial dalam edukasi pengelolaan sampah. Pesan harus dikemas secara kreatif dan inspiratif, terutama untuk generasi muda. Oleh karena itu, kader PKK diberikan pelatihan praktik berkelompok, termasuk demo memasak zero waste dan pembuatan konten edukatif untuk kampanye digital.

Sejak tahun 2018, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) bersama Pemerintah Kabupaten Kudus telah konsisten memperkuat pengelolaan sampah organik, mulai dari sistem hulu hingga hilir, serta mendorong partisipasi masyarakat. Sosialisasi ini melibatkan sekitar 150 kader PKK dari sembilan kecamatan, termasuk Jati, Undaan, Kota Kudus, Jekulo, Bae, Kaliwungu, Dawe, Mejobo, dan Gebog. Kegiatan ini juga mendukung Program Pokok PKK ke-9 tentang kelestarian lingkungan hidup.

Kabupaten Kudus, sebagai daerah dengan aktivitas industri dan kepadatan penduduk tinggi, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan timbulan sampah di Kudus mencapai lebih dari 150 ribu ton per tahun atau sekitar 437 ton per hari pada tahun 2024. Hal ini menegaskan kebutuhan mendesak akan penanganan sampah yang sistematis, adaptif, dan berkelanjutan melalui sinergi berbagai pihak. (humas/red)