Pati-Infomuria.com-Ketua PCNU Kabupaten Pati, Yusuf Hasyim, menyampaikan apresiasi kepada Bupati Pati atas keputusan mengembalikan sistem pembelajaran menjadi enam hari sekolah mulai 11 Agustus 2025.
Keputusan ini dinilai sebagai langkah strategis yang tidak hanya menjawab aspirasi masyarakat, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara pendidikan formal dan nonformal seperti TPQ dan Madin, demi pembentukan karakter peserta didik secara utuh.
Menurutnya, kebijakan ini akan memberikan ruang lebih bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan keagamaan, membentuk akhlak, dan membatasi potensi kegiatan kurang produktif di luar sekolah.
Yusuf menjelaskan, PCNU telah membentuk tim kajian pendidikan bersama LP Ma’arif untuk menganalisis plus minus penerapan lima hari sekolah. Tim ini kemudian melakukan sinkronisasi dengan Dinas Pendidikan sesuai Perpres No. 87 Tahun 2017 yang memberi kewenangan penuh kepada satuan pendidikan.
“Setelah disinkronisasi, kewenangan penuh kan sesuai dengan Perpres No. 87 Tahun 2017 ada di satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang memilih 5 hari sekolah dan ada yang tetap 6 hari sekolah nanti akan menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi,” jelasnya.
Berdasarkan evaluasi sejak 14 Juli 2025, PCNU menemukan sejumlah masalah di lapangan. Pemadatan materi dalam lima hari membuat siswa kelelahan sehingga sulit mengikuti kegiatan TPQ dan Madin.
Selain itu, libur Sabtu sering tidak dimanfaatkan untuk kegiatan pembinaan karakter, melainkan cenderung digunakan untuk bermain gawai atau aktivitas kurang produktif.
“Ini timpang dengan adanya libur Sabtu yang berkepanjangan, yang justru dikhawatirkan akan menjadi problem pendidikan di Kabupaten Pati,” tegas Yusuf.
Ke depan, PCNU mendorong sinergi yang lebih kuat antara sekolah formal, TPQ, dan Madin. Yusuf menegaskan, kontribusi lembaga keagamaan di masyarakat sangat besar dalam membentuk karakter anak.
“TPQ, Madin yang sudah ada di masyarakat itu nanti bisa bekerja sama jadi mitra pendidikan itu satu kesatuan utuh terintegrasi. Jadi, tidak hanya pendidikan formal saja, tapi karakter anak melalui TPQ, Madin, dan pendidikan keagamaan bisa terbentuk secara sempurna,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Yusuf mewakili warga Nahdliyin, pengurus NU, FKDT, Badko TPQ, serta masyarakat Kabupaten Pati, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Pati yang telah mengakomodir masukan berbagai pihak.
“Kami mengapresiasi atas berkenannya mengakomodir masukan-masukan dari teman-teman TPQ, guru-guru TPQ, dan masyarakat agar di Kabupaten Pati ini betul-betul bisa ada pendidikan karakter yang terintegrasi,” pungkasnya
Sumber : Humas Pemkab