KH Miftachul Akhyar Resmikan Markaz Turats, Lestarikan Khazanah Ulama di Kudus

Kudus, 16/12/2025 – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar secara resmi meresmikan Markaz Turats Ulama Kudus. Berlokasi strategis di Jalan Sunan Kudus, Jawa Tengah, markaz ini didirikan sebagai pusat vital untuk melestarikan dan memperkenalkan karya-karya ulama terdahulu di Kabupaten Kudus kepada generasi muda.

Peresmian bersejarah ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh KH Miftachul Akhyar, didampingi oleh Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus MC. Fatchan. Acara ini menandai langkah penting dalam upaya pelestarian, pengkajian, dan pengembangan khazanah keilmuan ulama Nusantara, khususnya yang berasal dari Kudus.

Nanal Ainal Fauz, Ketua Turats Ulama Kudus, menjelaskan bahwa pendirian markaz ini merupakan wujud khidmat dalam melestarikan karya-karya turats peninggalan para ulama leluhur. Tujuannya agar warisan intelektual tersebut tidak punah tergerus zaman dan tetap dapat diakses oleh penerus bangsa.

Markaz Turats Ulama Kudus akan berfungsi sebagai pusat dokumentasi, riset, dan pengkajian warisan intelektual ulama. Koleksi yang dihimpun meliputi manuskrip, kitab kuning, serta berbagai karya keilmuan lainnya yang menjadi pondasi kuat tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Diharapkan, keberadaan markaz ini akan menjadi rujukan akademik bagi para santri, peneliti, dan masyarakat luas yang ingin mendalami sejarah dan pemikiran ulama.

Hingga saat ini, Turats Ulama Kudus telah berhasil mengumpulkan sekitar 100 kitab karya ulama Kudus, baik dalam bentuk manuskrip asli maupun cetakan lama. Salah satu program unggulan yang sedang berjalan adalah digitalisasi manuskrip, termasuk naskah tertua yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 1750 Masehi atau berusia hampir tiga abad. Manuskrip ini merupakan karya ulama bernama Kodi Syahabuddin dari Semarang, yang kemudian disalin oleh ulama Kudus dari kawasan Damaran, dekat Menara Kudus, yaitu Abu Raden Muhammad, yang saat itu menjabat sebagai kodi atau hakim Kudus.

Selain koleksi di bidang fikih dan ushul fikih, Markaz ini juga menyimpan beragam kitab maulid karya ulama Kudus. Di antaranya adalah “Fathul Aliyil Garim” karya Syeikh Abdul Hamid Kudus, seorang ulama kelahiran Kudus yang kemudian menjadi pengajar di Masjidil Haram. Kitab ini masih rutin dibaca setiap malam 17 Hijriah di kawasan Menara Kudus. Markaz ini juga menyimpan kitab maulid karya KH Ahmad Ratin Ahmad Kamal Hambali, pendiri NU asal Kudus, serta terjemahan dan syarah Maulid Al-Barzanji berbahasa Jawa karya KH Subhan Dili Tempasan.

Nanal Ainal Fauz menegaskan bahwa kehadiran Rais Aam PBNU dalam peresmian ini menunjukkan dukungan penuh PBNU terhadap upaya pelestarian turats ulama Nusantara. Ia berharap Markaz Turats Ulama Kudus akan menjadi simpul penguatan tradisi keilmuan pesantren yang berakar pada sanad keilmuan yang otoritatif, sekaligus mampu menjawab tantangan zaman dengan menyajikan ajaran Islam yang moderat dan berkarakter. Melalui markaz ini, nilai-nilai keilmuan, spiritualitas, dan keteladanan para ulama diharapkan akan terus diwariskan dan diajarkan kepada generasi mendatang. (hms/red)