Jepara-Infomuria.com–Penjabat Bupati Edy Supriyanta melaunching Program Sinergisitas Gerakan Menekan Kematian Ibu – Bayi dan cegah stunting (SING GEMATI) di Balai Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo, Kamis (22/6/2023), sebagai pilot project dari program Sing Gemati. Kehadiran Program ini diharapkan bisa terus menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta mencegah kasus stunting baru di kota ukir.
Pj. Bupati Jepara bersama seluruh perangkat daerah bersinergi dalam upaya menurunkan angka kematian ibu – bayi dan cegah stunting melalui SING GEMATI ( Sinergisitas gerakan menekan angka kematian ibu, bayi dan mencegah Stunting) dengan memperkuat Satgas Kabupaten, Kecamatan, dan Desa utk melakukan pendataan, pemetaan, pendampingan, pengawalan dan melakukan pemantuan secara terus menerus sampai dg memastikan nutrisi / asupan yg diberikan kepada ibu hamil, bayi dan anak stunting. Komitmen dan kerja sama semua pihak harus terus bergerak.
Hadir juga dalam launching ini Komandan Kodim 0719/Jepara Letkol Inf Mokhamad Husnur Rofik, Wakapolres Jepara Kompol Berry, sejumlah pimpinan perangkat daerah, kepala Puskesmas se-Kabupaten Jepara hingga petinggi di Kecamatan Donorojo.
Pj Bupati Edy Supriyanta menyebut jika AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, termasuk Jepara. Berdasarkan data tahun 2022, AKI di Jepara tercatat 13 kasus. Jumlah tersebut turun 6 kasus dibanding 2021. Sedang awal Juni 2023 AKI di Jepara sudah ada 7 kasus.
“Jangan sampai jumlah ini naik dua kali lipat hingga akhir tahun, karena akan lebih tinggi dibanding tahun 2022,” kata Edy.
Kemudian untuk kematian bayi tahun 2022 tercatat 79 kasus, dan sampai bl Mei tahun 2023 ini kematian bayi sudah sebanyak 37 kasus. “Ini cukup tinggi, coba bayangkan. Untuk itu mari bersama-sama menekan angka kematian ibu dan bayi ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun menyampaikan jika penyebab tingginya AKI paling banyak adalah karena hipertensi, dimana kondisi ibu hamil di awal TM II dan III adalah pola makan yang tidak sesuai dan nutrisi yang kurang, asupan ibu hamil yang seharusnya tinggi protein dan sesuai komposisi, berganti dengan makanan tinggi karbohidrat dan tinggi natrium, hal tersebut yang menyebabkan ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah dan kelebihan berat badan di TM III.
“Perlu dukungan lintas program dan lintas sektor untuk penurunan AKI-AKB. Sebab, sejauh ini akses informasi kesehatan ibu dan anak di masyarakat masih belum optimal. Termasuk kurangnya pemahaman masyarakat terkait risiko tinggi pada ibu hamil,” katanya.
Dengan pengelolaan yang tepat dimulai sejak awal kehamilan sampai anak usia 2 tahun (1000 HPK) tidak hanya menekan AKI dan AKB, tapi juga mencegah kasus stunting baru.
Data balita stunting Kabupaten Jepara tahun 2022 menurut SSGI sebesar 18,2% dan hasil penimbangan serentak (ePPGBM) ditemukan 7227 balita stunting (11,8%), sedangkan bulan Juni 2023 ini ditemukan sebanyak 5353 balita stunting (8,6%). Meskipun ada penurunan namun masih cukup tinggi sehingga perlu bersinergi dan menguatkan konvergensi semua pihak untuk menurunkan angka stunting di 195 desa/kelurahan.