Jepara-Infomuria.com-Pasokan elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram atau gas melon di Kepulauan Karimunjawa dipastikan aman. Tiap pangkalan rutin dipasok oleh agen seminggu sekali. Masyarakat biasa membeli LPG jenis itu dengan harga Rp28.500 sampai Rp30 ribu per tabung
Harga di atas ketentuan tersebut disebabkan adanya tambahan ongkos pada rantai pasok. Meliputi moda transportasi hingga jasa bongkar muat agar bisa sampai di kepulauan terluar Jawa Tengah ini.
Demikian diketahui saat pemantauan pangkalan LPG tiga kilogram oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jepara. Salah satunya di pangkalan milik Endang Sundari, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Selasa (26/9/2023).
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda, Siti Nur Janah, jadi koordinator tim pemantauan kala itu. Secara umum, dia katakan, pasokan elpiji di Jepara lancar. Sebab, awal Agustus kemarin dapat kuota tambahan LPG melon 10 ribu lebih tabung. Jumlah itu selanjutnya dibagi kepada 19 agen, termasuk yang memasok wilayah Karimunjawa. “Elpiji ini lancarlancar di kawasan Jepara,” ujarnya.
Dia menilai tingginya harga per tabung di Karimunjawa adalah hal yang wajar. Itu karena kondisi geografis wilayah yang berbeda. Harus menyeberang lautan agar bisa sampai. “Apalagi untuk menuju ke tempat Bu Endang ini, posisinya jauh dari pelabuhan utama Karimunjawa,” terangnya.
Meski begitu, Nur Jannah mengapresiasi upaya Endang Sundari. Pemilik pangkalan LPG di Kemujan ini mampu menekan biaya rantai pasok. Gas-gas yang datang ia lewatkan langsung pelabuhan Legon Bajak. Jaraknya lebih dekat dari pangkalannya. “Diangkut dengan kapal nelayan, kalau pakai KMP Siginjai lebih mahal lagi,” tuturnya.
Dalam pemantauan tersebut, pihaknya turut menggandeng agen penyuplai elpiji untuk Karimunjawa. Yakni, PT Sendang Harta Mandiri, Kuwasharjo. Itu dalam rangka menyosialisasikan program Pertamina terkait tepat guna tepat sasaran. “Pembelian harus menyertakan KTP untuk pendataan,” ujarnya.
Agen LPG tiga kilogram khusus kepulauan itu, Atet Budiyono, menyampaikan wilayah ini dia jatah 2 ribu tabung per minggunya. Dialokasikan kepada tujuh pangkalan di empat desa, mulai dari Karimunjawa dan Kemujan yang berada di satu pulau, serta Desa Nyamuk dan Parang. “Kalau tidak musim baratan, seminggu sekali. Rabu dari Jepara sampai sini Kamis,” terangnya.
Sementara, Endang Sundari mengaku rerata ia dapat jatah alokasi 370 tabung. Saat ini pasokannya aman. Namun, jika tersendat saat musim baratan pihak agen memberikan jatah dobel untuk menutup kuota pekan lalu.
Terkait selisih harga yang dibanderolnya untuk satu tabung, itu sudah dia hitung atas biaya tambahan pada rantai pasok. Di antaranya jasa bongkar muat, dan sewa kapal nelayan. “Kapal nelayan Rp60 ribu, kuli muat dan bongkar masing-masing Rp30 ribu. Mobil angkut dari pelabuhan ke warung Rp50 ribu,” bebernya.
Selain memastikan kondisi elpiji melon, tim TPID Jepara juga memantau harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok masyarakat. Lokasinya sama, di warung milik Endang.
Dari pemantauan tersebut, diketahui harga untuk beras premium tak mengalami kenaikan. Banderolnya sama dari pekan lalu Rp13 ribu per kilogram. Begitu pula minyak goreng merek Minyak Kita, tetap di harga Rp17 ribu per kilogram.
Selanjutnya, untuk harga gula kemasan 1 kilo terdapat kenaikan dari Rp14 ribu jadi Rp15 ribu. Berbeda dengan telur yang mengalami penurunan, dari Rp35 ribu menjadi Rp27 ribu per kilogram.
Sumber : Humas Pemkab