Jepara Bersiap Hadapi Puncak Musim Hujan, Bencana Hidrometeorologi Jadi Fokus Utama

Jepara-Infomuria.com-Berdasarkan prakiraan cuaca oleh BMKG dan hasil kaji cepat tim reaksi cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menetapkan status siaga darurat bencana hidrometereologi.

Hal itu disampaikannya pada Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, di Pendapa RA Kartini Jepara, Senin (9/12/2024). Menurutnya, jika berdasarkan prakiraan musim hujan dari BMKG Semarang, curah hujan di Jepara pada Januari dan Februari 2025 sangat tinggi, yakni lebih dari 500 mm. Meningkat dibandingkan Desember ini yang berkisar 300-500 mm atau kategori tinggi.

“Awal musim hujan pada November, puncaknya pada Februari dan berakhir pada pertengahan April 2025,” jelas Edy.

Disampaikan, pada musim hujan, bencana yang biasa terjadi antara lain banjir, longsor, angin kencang, abrasi pantai, banjir rob, hingga petir.

“Untuk banjir rawan terjadi di 11 kecamatan, longsor di empat kecamatan. Sedangkan angin di enam kecamatan, abrasi pantai di tiga kecamatan, dan rob di dua kecamatan,” ujarnya.

Edy menjelaskan, hingga kini pemerintah telah melakukan upaya mitigasi bencana, di antaranya perbaikan infrastruktur seperti perbaikan tanggul-tanggul sungai. Termasuk juga melakukan penghijauan di daerah perbukitan, penanaman mangrove, sistem peringatan dini, hingga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana dan menyiapkan seluruh stakeholder yang terkait dengan kebencanaan.

“Masyarakat juga perlu bersama-sama melakukan mitigasi. Yakni, melakukan identifikasi dan antisipasi risiko bencana hidrometereologi, melakukan pencegahan dan mitigasi, dengan bergotong royong membersihkan lingkungan, membangun awareness dan kesiapan posko darurat,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, camat dan pimpinan perangkat daerah juga diminta laporan kondisi wilayahnya masing-masing.

“Saya minta para camat mulai hari ini untuk standby 24 jam, dengan buat posko kedaruratan. Identifikasi berbagai potensi bencana dan kebutuhan yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Edy juga memerintahkan pihak Dinas Kesehatan dan RSUD RA Kartini, untuk bersiaga menghadapi potensi penyakit yang muncul pada musim penghujan, seperti demam berdarah dengue (DBD). Ia berharap, kasus DBD di Jepara pada tahun ini tidak separah akhir tahun lalu.

“Apabila dalam keadaan darurat dan terkendala anggaran, kita bisa gunakan BTT (belanja tak terduga). Nanti teknisnya bisa melalui Pak Asisten III,” pungkasnya.

Sumber : Humas Pemkab