Blora-Infomuria.com-Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora menyelenggarakan pertemuan khusus dengan para petani tebu yang mendapat bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa empat unit tangan traktor dari Bulog pusat.
Pertemuan tersebut berlangsung di rumah pribadi Sekretaris APTRI Blora Anton Sudibdyo, desa Japah Kecamatan Japah, Kabupaten Blora dengan nuansa kekeluargaan dan kegembiraan, Kamis (31/10/2024).
Ucapan puji syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Pemurah disampaikan oleh Anton Sudibdyo dalam mengawali Selamat selamat datang sebagai tuan rumah dan sebagai petani penyangga di Kabupaten Blora serta sebagai Sekretaris APTRI Kabupaten Blora.
Ia juga mengucapkan terima kasih dan merasa bangga atas kehadiran bapak Direktur Human Capital Bulog RI Sudarsono Hardjosoekarto beserta rombongan.
“Apalagi kedatangannya membawa berkah bagi perjuangan pengurus APTRI kepada para petani tebu dalam mendapatkan bantuan CSR dari Bulog. Mudah-mudahan bantuan CSR berupa empat unit tangan traktor dari Bulog ini mampu membangkitkan kembali semangat bagi para petani tebu untuk memperluas usaha budidaya tebu semakin berkembang dan intensif,” kata Anton.
Ia juga sangat berharap PT GMM Bulog memajukan kinerjanya bisa menjadi panutan dan kiblat bagi pengelolaan tebu di tingkat Nasional, yaitu terwujudnya produktivitas dan rendemen tebu semakin meningkat seperti yang pernah dicapai ketika Direktur Utama PT GMM Bulog dijabat oleh Rachmat Pambudy yang saat ini sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia dalam Kabinet Merah Putih.
Selain itu untuk mendukung keberhasilan pengelolaan budidaya tebu ia memperkenalkan varietas tebu Mustika A, yang memiliki potensi produktivitas tebu 135 ton/ha dan rendemen tebu diatas 10 persen.
“Semoga upaya dari para petani tebu di bumi Blora dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mereka mendapat dukungan dan bantuan dari Pemerintah Daerah juga dari Direksi PT. GMM Bulog,” harapnya.
Ketua APTRI Kabupaten Blora H. Sunoto memaparkan perjalanan perjuangan APTRI Blora untuk mewujudkan peningkatkan pendapatan petani tebu Blora.
Ia mengatakan, berkat motivasi dan bantuan dari Lie Kamajaya mantan Direktur Utama PT. GMM kepengurusan APTRI yang sudah mati suri selama lima tahun bangkit hidup kembali.
Langkah prioritas pengurus APTRI adalah memperjuangkan pembelian tebu petani oleh pihak Direksi PT. GMM Bulog pada masa giling tebu 2024 menarik dan menguntungkan petani sehingga bisa mengendalikan penjualan tebu petani Blora tidak dijual ke pabrik gula di luar kabupaten Blora.
“Hentikan terjadinya tebu bertamasya,” tegasnya.
Menurut Sunoto, upaya pengurus APTRI tersebut juga mendapat respon positif dan bantuan dari Bupati Dr. H. Arief Rohman,S.IP., M.Si (saat ini sedang cuti ikut Pilkada 2024). Sehingga dua kali pengurus APTRI berkesempatan melakukan audensi ke Dirut Bulog Pusat Jakarta.
Dampak dari kiprah pengurus APTRI tersebut dan sponsor gas pol dari Bupati Blora ternyata menghasilkan hasil, selain mewujudkan Harga pembelian tebu petani naik lebih dari lima kali dalam masa giling 2024 juga ada bantuan CSR dari Bulog.
Kedua hasil itu baru pertama kali terjadi dan bersejarah bagi petani tebu kabupaten Blora.
“Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur Utama Bulog dan Bupati semoga kedepan petani tebu di Kabupaten Blora masih mendapat bantuan CSR lagi dari Bulog dan CSR dari PT GMM Bulog Blora,” ucapnya.
Ia juga mengusulkan agar kemitraan standar saling membantu, saling melengkapi dan saling menguntungkan antara para petani tebu dan pihak Direksi PT GMM Bulog dapat terwujud di tahun depan.
Hal itu dikarenakan akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan bagi para petani tebu.
Sementara Direktur Human Capital Bulog RI, Sudarsono Hardjosoekarto merespons ajakan positif untuk mewujudkan kemitraan strategis antara petani tebu dengan pihak Direksi PT GMM Bulog.
“Nanti akan kita kawal dan mengintensifkan koordinasikan pihak terkait. Tentu harus bisa menjaga nilai harga pembelian tebu petani dengan harga tebu yang menarik dan menguntungkan. Nanti kita kaji secara mendalam bagaimana mewujudkan harga tebu kekeluargaan yang bisa mencegah terjadinya tebu kabupaten Blora bertamasya keluar dari Kabupaten Blora,” ungkapnya.
Menurut Sudarsono Hardjosoekarto, dirinya sudah mempunyai pengalaman menangani hal tersebut.
Ia mengatakan, sebagai langkah awal, pemberian CSR kepada petani tebu Blora sebagai simbol kemitraan antara para petani Blora dengan PT. GMM Bulog sebagai anak perusahaan Bulog.
Ia juga mendukung pengembangan tebu varietas Mustika A di Kabupaten Blora. Semoga ke depan kinerja PT. GMM Bulog semakin meningkat dan petani tebu bisa tertawa karena tebu rasanya manis.
Ada ungkapan yang selama ini jadi sesinti para petani tebu di wilayah kerja PT. GMM Bulog, “Manis Tebuku Mulyo Uripku”.
Sumber : Humas Pemkab