Rembang-Infomuria.com-Dampak El Nino yang terjadi selama dua tahun terakhir menyebabkan produksi padi nasional mengalami penurunan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengupayakan berbagai langkah seperti memberikan bantuan benih padi dan meningkatkan sarana prasarana (sarpras) pertanian, termasuk penyediaan pompa dan irigasi air tanah dangkal.
Peningkatan sarpras ini diharapkan mampu memperluas areal tanam padi dan meningkatkan indeks pertanaman, khususnya pada masa tanam kedua (MT2) dan ketiga (MT3) di musim kemarau saat ini. Di Kabupaten Rembang, fasilitas pompa yang disalurkan oleh Kementerian Pertanian RI terbukti meningkatkan luas lahan padi pada MT2 dan MT3 dibandingkan tahun sebelumnya.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian baru-baru ini mengunjungi Desa Sudo, Kecamatan Sulang, untuk mengevaluasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi petani terkait keterbatasan air, masalah umum di Jawa Tengah. Di desa yang dikenal dengan Embung Sudo ini, terdapat perluasan area tanam sekitar 50 hektar dengan menaikkan air embung menggunakan pompa ke lahan pertanian.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, melaporkan bahwa hingga minggu pertama September, Dintanpan berhasil memperluas area tanam padi tadah hujan hingga 8.628 hektar dari total 18.313 hektar sawah tadah hujan. Dari luas tersebut, 2.082 hektar menggunakan pengairan teknis, sementara 6.546 hektar menggunakan pompanisasi.
“Pemerintah berupaya meningkatkan produksi padi dengan sumber daya yang ada, mulai dari bantuan benih hingga pompa. Harapannya, luas area tanam bisa terus ditingkatkan dengan pompanisasi. Di Sudo, misalnya, memanfaatkan air Embung Banyukuwung, ada sekitar 50 hektar yang sudah mulai ditanami,” jelasnya.
Fajar juga menyebutkan bahwa progres perluasan area tanam tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dengan peningkatan luas hingga 1.546 hektar untuk MT2 dan MT3.
“Ada potensi sawah tadah hujan seluas 18.313 hektar, yang diharapkan bisa ditanami padi di MT2 dan MT3. Memang kondisi sumber air dan curah hujan rendah, tapi kita mampu menggenjot sekitar 8.000 hektar untuk MT2 dan MT3,” tambahnya.
Fajar menambahkan, sisa lahan tadah hujan yang belum dimanfaatkan untuk perluasan area tanam padi digunakan untuk komoditas lain seperti hortikultura, tanaman tembakau, dan komoditas lain yang cocok ditanam di musim kemarau.
Sumber : Humas Pemkab